Studi
Analisa Stabilitas Transien Sistem Jawa-Madura-Bali (Jamali) 500kV Setelah
Masuknya Pembangkit Paiton 1000 MW Pada Tahun 2021
Aji Sujatman
Teknik Elektro
Universitas Gunadarma
Teknik Elektro
Universitas Gunadarma
ABSTRAK
Dengan kebutuhan akan listrik yang
setiap tahunnya meningkat khususnya di pulau jawa dan sekitarnya, pemerintah
melalui PLN merencanakan pengembangan kapasitas dan energi listrik guna
mengatasi meningkatnya kebutuhan tersebut. Sehingga pada tahun 2021 sistem
kelistrikan di Jawa-Bali menambahkan satu unit pembangkit Paiton 1000 MW.
Dengan adanya pembangkit baru tersebut maka diperlukan rekonfigurasi jaringan
dan perlu dilakukan analisis ulang terhadap kinerja sistem secara keseluruhan.
Dari hasil simulasi menunjukkan
bahwa untuk kasus lepasnya generator, lepasnya satu saluran dan saluran dobel
sirkit tidak menyebabkan sistem lepas sinkron. Karena ketika generator lepas,
daya supply yang hilang hanya 2% dari total pembangkitan dan lepasnya saluran
dapat di backup oleh sistem interkoneksi. Begitu juga dengan kasus single pole
auto reclosing dengan waktu CB kembali tertutup sebesar 500 ms setelah
gangguan, hasil respon sudut rotor, frekuensi dan tegangan menunjukkan sistem
tetap stabil. Kemudian untuk kasus waktu pemutusan kritis (CCT), nilai CCT pada
sistem berada pada kisaran 300 ms – 400 ms. Sehingga dengan standar batas
pemutusan CB untuk sistem transmisi adalah 120 ms – 140 ms maka dapat dikatakan
sistem tetap stabil ketika terjadi hubung singkat tiga fasa ke tanah.
I.
PENDAHULUAN
Stabilitas transien berhubungan
dengan gangguan besar secara tiba-tiba seperti gangguan hubung singkat, kabel
transmisi trip, serta pelepasan beban/generator secara tiba tiba. Apabila
terjadi gangguan tersebut dan gangguan tidak segera dihilangkan, maka
percepatan atau perlambatan putaran rotor generator akan mengakibatkan
hilangnya sinkronisasi dalam sistem. Sebagai contoh adalalah generator trip.
Ketika terjadi generator trip, maka sudut rotor yang dibentuk oleh generator
akan berubah menuju sudut rotor baru. Apabila setelah masa transien sudut rotor
bisa mencapai kondisi kestabilan baru maka sistem dikatakan stabil. Sedangkan
apabila setelah masa transien rotor tetap berosilasi dan tidak mencapai sudut
kestabilan baru maka sistem dikatakan tidak stabil.
Penambahan pembangkit pada sistem
kelistrikan Jawa-Madura-Bali (Jamali) sebesar 1000 MW Paiton merupakan
pengembangan untuk menanggulangi permintaan beban yang semakin meningkat.
Permintaan listrik yang terus meningkat memaksa sistem untuk beroperasi lebih
dekat ke batas stabilitas. Mengingat dengan masuknya 1 unit pembangkit Paiton
1000 MW belum dilakukan studi tentang stabilitas transien, sehingga perlu
dilakukan studi kestabilan transien untuk mengetahui keandalan sistem saat
terjadi gangguan transien. Analisis tersebut dipandang perlu untuk mengkaji
ulang sistem pengaman yang ada yaitu dengan melakukan analisis transien sistem
kelistrikan Jamali tahun 2021.
II.
KESTABILAN
SISTEM TENAGA
A. Klasifikasi Kestabilan Sistem Tenaga Listrik :
Dalam paper IEEE definition and
classification of power sistem stability, kestabilan sistem tenaga listrik
secara umum dapat dibagi menjadi tiga macam kategori, yaitu: Angle Stability,
Frequency stability dan Voltage stability. Angle Stability yaitu kemampuan dari
mesin-mesin sinkron yang saling terkoneksi pada suatu sistem tenaga listrik
untuk tetap dalam keadaan sinkron. Frequency stability yaitu kemampuan dari
suatu sistem tenaga untuk mempertahankan kondisi steady state frekuensi akibat
gangguan Sedangkan Voltage Stability: yaitu kestabilan dari sistem tenaga
listrik untuk dapat mempertahankan nilai tegangan yang masih dapat diterima
saat terjadi kontingensi atau gangguan.
Gambar.
Klasisfikasi Sistem tenaga listrik
B.
Kestabilan Transien
Adalah
kemampuan dari suatu sistem tenaga untuk mempertahankan sinkronisasi setelah
megalami gangguan besar yang bersifat mendadak selama sekitar satu “swing”
(yang pertama) dengan asumsi bahwa pengatur tegangan otomatis (AVR) dan governor
belum bekerja.
C.
Metode Mempertahankan Stabilitas Sistem dari Gangguan
1.
Menaikkan Konstanta Inersia Generator
2.
Menaikkan Tegangan Generator
3.
Menggunakan Peralatan Pemutus Rangkaian Yang Cepat (High Speed Recloser)
4.
Menurunkan Reaktansi Seri Saluran
III.
PEMODELAN
DAN METODOLOGI SISTEM KELISTRIKAN TRANSMISI JAWA-MADURA-BALI 500Kv TAHUN 2021
Interkoneksi sistem kelistrikan
Jawa-Madura-Bali (Jamali) 500 kV yang digunakan untuk analisa sistem stabilitas
transien dapat digambarkan dengan single line. Sistem transmisi Jawa-Madura-
Bali pada tahun 2021 memiliki jumlah pembangkit sebanyak 20 unit dengan total
kapasitas 50682.5 MW sedangkan untuk kebutuhan beban puncak dan beban dasar di
tahun 2021 adalah 38900 MW dan 23018.3 MW.
Sebelum
tahap simulasi dan analisa, diperlukan suatu metodologi tentang apa saja yang
diperlukan untuk simulasi dan hasil simulasi seperti apa yang diinginkan.
Metodologi yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu.
Gambar
Flow chart metodologi
Berdasarkan
gambar di atas maka metodologi simulasi yang digunakan dapat dijelaskan sebagai
berikut :
- Dengan menggunakan data-data yang dari sistem kelistrikan Jamali 500 kV. Data-data meliputi data pembangkitan, data beban, dan data saluran dari masing-masing bus. Kemudian dilakukan studi aliran daya (load flow analysis) dengan ETAP 12.6.0 saat keadaan awal untuk mengetahui apakah sistem dalam kondisi normal atau tidak.
- Simulasi Transien
Setelah
menentukan studi kasus untuk analisis transien maka dilakukan simulasi sistem
saat mengalami gangguan transien. Gangguan transien yang disimulasikan ada tiga
yakni pelepasan generator, pelepasan saluran, dan gangguan hubung singkat.
- Analisis Transien
Dari
hasil simulasi transien akan dianalisis respon frekuensi, tegangan dan sudut
rotor akibat gangguan transien. Perubahan dari respon tegangan, frekuensi dan
sudut rotor juga akan diamati dalam selang waktu yang ditentukan, apakah sistem
kembali stabil atau tidak berdasarkan standar yang dijadikan acuan. Khusus
untuk gangguan hubung singkat 3 fasa apabila sistem dikatakan tidak stabil akan
dilakukan penambahan waktu untuk trip CB sampai waktu stabil sistem atau
dinamakan juga CCT.
- Penarikan Kesimpulan
Memberikan
kesimpulan mengenai kondisi kestabilan sistem akibat gangguan transien di
Jawa-Madura-Bali (Jamali) 500kV setelah masuknya Pembangkit Paiton 1000 MW tahun
2021 serta memberikan rekomendasi untuk mengatasi gangguan tersebut.
IV.
SIMULASI
DAN ANALISIS
Setelah
menggambarkan pemodelan dan penyederhanaan sistem kelistrikkan Jawa-Madura-Bali
500kV tahun 2021 dalam bentuk single line diagram software ETAP 12.6, maka
selanjutnya akan dilakuan simulasi stabilitas transien meliputi bebera kasus
seperti gangguan pembangkit trip, saluran lepas, hubung singkat 3 fasa dan
hubung singkat 1 fasa dengan studi kasus seperti pada tabel di bawah ini.
V. KESIMPULAN
& SARAN
Berdasarkan
hasil simulasi dan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
Untuk kasus Generator lepas dan
saluran lepas, respon sudut rotor, frekuensi maupun tegangan sistem masih dalam
batas kestabilan. Karena saat salah satu generator lepas, sistem
Jawa-Madura-Bali hanya kehilangan 2% daya dari keseluruhan daya yang
dibangkitkan pada sistem dan masih mencukupi kebutuhan daya beban.
Saran
yang dapat diberikan untuk perbaikan setelah melakukan analisa adalah sebagai
berikut :
1.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan akurat diperlukan data asli yang
lebih lengkap. Meliputi data model generator, data governor, data exciter dan
model beban secara rill.
2.
Untuk memperbaiki kestabilan dapat dilakukan load shedding/pelepasan beban tetapi
perlu data yang lebih mendalam untuk beban yang dinilai penting atau tidak.
DAFTAR
PUSTAKA
[1]
IEEE/CIGRE Joint Task Force on Stability Terms and Definitions, “Definition and
Classification of Power System Stability”IEEE Transactions on Power system ,
vol. 19, no. 2, may 2004.
[2]
Penangsang, Ontoseno. “Diktat Kuliah Analisis Sistem Tenaga Listrik 2”, Jurusan
Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
[3]
Arifin, Fahrizal,” Analisa stabilitas transien pada sistem kelistrikan PT.KALTIM
Pasifik amoniak bontang akibat penambahan pembangkit 12.5 MW”, Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya,
2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar